Penyusun: Ummu Khadijah dan Ummul Hasan
Muraja’ah: Ust. Aris Munandar
Saudariku yang semoga dirahmati Allah, sudah tidak asing terdengar di telinga kita bahwa baiknya wanita akan menjadi kunci kebaikan umat. Peran dan partisipasi seorang wanita adalah suatu hal yang sangat penting. Wanita laksana pedang bermata dua, jika ia baik dan menunaikan tugas-tugas utamanya sesuai dengan yang Allah gariskan maka ia bagaikan batu-bata yang baik bagi bangunan masyarakat Islam. Namun jika ia telah menyimpang dari syari’at yang Allah tetapkan, maka ia ibarat pedang yang akan merusak dan menghancurkan umat.
Emansipasi Wanita
Musuh-musuh Islam sangat paham bahwa peran wanita muslimah sangat penting dalam membangun masyarakat Islam. Oleh karena itu, mereka selalu berusaha menyerang Islam melalui kaum wanitanya. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menghancurkan wanita muslimah melalui “emansipasi”. Mereka menamakan emansipasi sebagai gerakan yang membebaskan wanita dari kezhaliman dan untuk memenuhi hak-hak mereka secara adil (menurut mereka) –dengan slogan toleransi, kebebasan wanita, persamaan gender, dan sebagainya.
Namun ketahuilah wahai Saudariku, emansipasi tumbuh dari sistem sekuler yang memisahkan antara kehidupan dan nilai agama. Mereka menginginkan wanita menjadi pesaing bagi laki-laki dan memperebutkan kedudukan dengan kaum laki-laki. Wanita dalam konsep mereka ibarat barang dagangan yang dipajang di etalase, yang siap dijadikan tontonan bagi para hamba syahwat dan menjadi budak nafsu mereka. Na`udzubillah, mereka juga berusaha menjauhkan wanita dari hijab dan rumah-rumah mereka, mengabaikan pengasuhan anak dengan mengatakan bahwa mengasuh anak tidak mendatangkan materi, membunuh kreatifitas dan menghambat potensi sumber daya manusia kaum wanita. Coba kita perhatikan, betapa menyedihkannya pemikiran mereka ini yang memandang baik buruknya kehidupan dari sudut pandang materi.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dengan syubhat-syubhat (kerancuan) yang mereka lontarkan. Mungkin secara sepintas, wacana emansipasi mampu menjawab problematika wanita dan mengangkat harkatnya tapi tidaklah mungkin itu diraih dengan mengorbankan kehormatan dan harga diri wanita. Sungguh, tak akan bisa disatukan antara yang haq dengan yang bathil. Mereka tidaklah ingin membebaskan wanita dari kezhaliman tetapi sesungguhnya merekalah yang ingin bebas menzhalimi wanita!!!
Wanita Dalam Islam
Islam benar-benar memperhatikan peran wanita muslimah, karena di balik peran mereka inilah lahir pahlawan dan pemimpin agung yang mengisi dunia dengan hikmah dan keadilan. Wanita begitu dijunjung dan dihargai perannya baik ketika menjadi seorang anak, ibu, istri, kerabat, atau bahkan orang lain.
Saat menjadi anak, kelahiran anak wanita merupakan sebuah kenikmatan agung, Islam memerintahkan untuk mendidiknya dan akan memberikan balasan yang besar sebagaimana dalam hadits riwayat `Uqbah bin ‘Amir bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
“Barangsiapa yang mempunyai tiga orang anak wanita lalu bersabar menghadapi mereka dan memberi mereka pakaian dari hasil usahanya maka mereka akan menjadi penolong baginya dari neraka.” (HR. Ibnu Majah: 3669, Bukhori dalam “Adabul Mufrod”: 76, dan Ahmad: 4/154 dengan sanad shahih, lihat “Ash-Shahihah: 294).
Ketika menjadi seorang ibu, seorang anak diwajibkan untuk berbakti kepadanya, berbuat baik kepadanya, dan dilarang menyakitinya. Bahkan perintah berbuat baik kepada ibu disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebanyak tiga kali baru kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan perintah untuk berbuat baik kepada ayah. Dari Abu Hurairah berkata,
“Datang seseorang kepada Rasulullah lalu bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak untuk menerima perbuatan baik dari saya?’ Rasulullah menjawab, ‘Ibumu,’ dia bertanya lagi, ‘Lalu siapa?’ Rasulullah menjawab, ‘Ibumu,’ dia bertanya lagi, ‘Lalu siapa?’ Rasulullah kembali menjawab, ‘Ibumu,’ lalu dia bertanya lagi, ‘Lalu siapa?’ Rasulullah menjawab, ‘Bapakmu.'” (HR. Bukhori: 5971, Muslim: 2548)
Begitu pun ketika menjadi seorang istri, Islam begitu memperhatikan hak-hak wanita sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nisa’ ayat-19 yang artinya:
“…Dan pergaulilah mereka (para istri) dengan cara yang baik…”
Dan saat wanita menjadi kerabat atau orang lain pun Islam tetap memerintahkan untuk mengagungkan dan menghormatinya. Banyaknya pembahasan tentang wanita di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah menunjukkan kemuliaan mereka. Karena sesuatu yang banyak dibahas dan mendapat banyak perhatian tentunya adalah sesuatu yang penting dan mulia. Lalu masih adakah yang berani mengatakan bahwa Islam menzhalimi wanita?!
Wahai saudariku, demikianlah syari’at Islam menempatkan wanita di singgasana kemuliaan. Adapun di zaman sekarang, kenyataan yang terjadi di masyarakat sungguh jauh dari itu semua. Penyebabnya tidak lain adalah karena jauhnya umat Islam dari pemahaman yang benar terhadap agama mereka. Seringkali ada orang yang menjadikan kesalahan orang lain sebagai hujjah (argumentasi) baginya untuk turut berbuat kesalahan yang sama. Terkadang pula orang-orang menilai syari’at Islam dari perilaku orang-orang yang menyatakan bahwa mereka beragama Islam, namun pada hakekatnya perilaku mereka belumlah menggambarkan yang demikian. Oleh karena itu wahai Saudariku, janganlah menjadikan perilaku manusia sebagai dalil. Jadikanlah Al-Qur`an dan Sunnah dengan pemahaman para shahabat sebagai petunjuk bagi kita. Sungguh kita berlindung kepada Allah dari butanya hati dan akal dari kebenaran. Wallahul musta’an.
Dinukil dari:
Artikel “Keagungan Wanita Dalam Naungan Islam” (sumber: Majalah Al-Furqon Tahun 6 Edisi 9 Rabi’uts Tsani 1428 H)
Buku “Emansipasi Wanita” karya Syaikh Shalih bin ‘Abdullah bin Humaid
Buku “Wanita-wanita Teladan Di Masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam” karya Mahmud Mahdi Al-Istanbuli dan Musthafa Abu An-Nashr Asy-Syalabi dengan perubahan seperlunya.
***
Artikel muslimah.or.id
subhanalloh mulianya seorang wanita itu…
Assalaamu’alaikum…
Dari artikel di atas sepertinya bisa diambil kesimpulan sebab (utama) terjadinya Emansipasi:
1. Ketidak-tahuan (tidak mau tahu) tentang ajaran Islam.
2. Mengekor orang-orang kafir dalam bidang pemikiran dan peradaban.
Akhirnya kebanyakan umat Islam sama sekali buta tentang Islam dan kebudayaannya, tetapi mengetahui banyak hal tentang bangsa barat.
DAN YANG PALING PARAH adalah MEREKA MEMAHAMI ISLAM SEBATAS BANGSA BARAT (orang-orang kafir) MEMAHAMI AGAMA YANG MULIA INI.!!!!
Sehingga ketika kita mengingatkan mereka untuk berpegang kepada ajaran Islam yang suci ini, mereka mengatakan:
“Kami mengajak berbicara tentang ilmu pengetahuan & modernisasi, tapi anda menjawab dengan masalah agama?” ATAU:
“Mas, kalau mau ceramah jangan di sini!” atau:
(ada yang mau nambahin? silahkan..)
Yah, begitulah mereka kalau dibacakan ayat-ayat Allah, mereka berkata:
“…Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami mau niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (al-Qur’an) ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang purbakala.”
[QS. al-Anfaal:31]
Emansipasi wanita?…
Kemana saja mata memandang pasti ada (banyak) wanita berkeliaran.
Siapakah yang berdosa, Kami (laki-laki) yang secara tidak sengaja memandang wanita atau mereka (wanita) yang selalu ingin dipandangi, ingin jadi pusat perhatian?
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekurangan, kehinaan, dan aku berlindung kepada-Mu dari menzhalimi atau dizhalimi.”
Assalamualaikum wrohmatulloh w brokah..
Masya Allah sungguh artikel yg jayid, tp ana mw tnya bgaimana jika seorang wnita stlah lulus kuliah bkerja di stasiun tv, sbg editor, selain krn cita2, jg krn tuntutan ortu (krn mereka tlah menguliahkan, maka mereka meminta hasilx), apkh di bolehkan?
Pertanyaan lainnya, ana mengetahui hukum wanita berdemo adalah haram, tetapi jika ana berhadapan dengan salah satu akhwat pengikut partai, beliau mengatakan itu di bolehkan, dgn dalih “bagaimana suara wanita akan di dengar oleh pemerintah jika kita kaum hawa tidak turun langsung”, dan beliau juga mengatakan di bolehkan berdemo apabila tidak berkhalawat, menutup aurat, maka hal tersebut di bolehkan. Yg ingin ana tanyakan, bgaimana memberikan penjelasan yg jelas kepada kawan ana ini tentang larangan berdemo, dan beliau juga mempunyai hadist yg membolehkan berdemo, afwan ana lupa hadistnya, tentang hadist tersebut bagaimana tanggapan ummy..
Itu saja pertanyaan dari ana
jazakumulloh w barakallohu
Pembahasan yg sungguh sgt menarik dan sgt komplit.. Sekalian mhon ijin titip salam hangat for mylovely husband..yg sdg study nun jauh disana.. Mkasih udh dkenalkn dgn situs ini
Mhon ijin jug ut mengcopy
Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakaatuhu.
Kepada akhwatu iman, Lu’lu
ana akan mencoba menjawab pertanyaan anti
1. Tidak ada sunnah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam mengenai berdemonya wanita. Tidak ada satu pun nash baik dari al-Qur’an maupun hadits yang shohih yang menyatakan halalnya seorang wanita untuk turun ke jalan dan berdemo. Adapun demo yang sering dilakukan oleh para akhwat pengikut sebuah partai, maka hal ini akan mendatangkan mudharat yang sangat besar baik untuk individu maupun untuk kaum muslimin secara umum. Fitrah seorang wanita adalah dengan tetap berada dirumahnya, bukan turun ke jalan-jalan dan berteriak-teriak.
Ingatkan dia pada firman Allah Ta’ala:
“…dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu…” (QS. al-Ahzab:33)
Dan bagaimana mungkin seorang wanita diperbolehkan untuk turun ke jalan dan berteriak-teriak, sehingga berpalinglah pandangan orang-orang yang ada di sekitarnya (khususnya lawan jenis yang ‘alim maupun yang berpenyakit dalam hatinya), padahal wanita itu adalah aurat. Firman Allah Ta’ala:
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. al-Ahzab:59)
Jelas sekali bahwa Allah memerintahkan wanita untuk menutupi seluruh tubuhnya yang merupakan aurat. Maka bagaimana dihalalkan seorang wanita ‘menelanjangi dirinya’ di jalanan dengan berteriak-teriak dan berkumpul di jalan-jalan.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunan dan Bukhari dengan sanad mereka, dari Hamzah bin Abu Asyad al-Anshari dari Bu Asyad al-Anshari, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam ketika keluar dari masjid ada campur baur antara lelaki dan wanita di jalan, maka beliau shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
“(Wahai para wanita), mundurlah, sesungguhnya bukan hak kalian untuk memenuhi jalan, hendaknya kalian berada di pinggirnya.”
Maka para wanita minggir ke dinding hingga pakaian mereka terkena kotoran karena saking menempelnya ke dinding.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam saja melarang wanita berjalan di tengah jalan di jalan keluar masjid dan memerintahkan mereka untuk minggir. Bagaimanakah dengan para wanita yang turun ke jalan-jalan utama menggelar demo sehingga naiklah pandangan lawan jenis yang bukan mahram kepada mereka (?!)
Katakan pada mereka, bahwa wanita adalah fitnah, sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam:
“Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih bahaya bagi lelaki daripada wanita.”
[Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid]
Wanita ibarat ikan asin bagi kucing yang tak lain adalah kaum lelaki. Bagaimana menurut anti jika ikan asin diletakkan di tempat yang biasa didatangi oleh kucing-kucing? Bukankah akan menjadi pusat perhatian? Dan menjadi ‘santapan’ yang lezat lagi gratis?
[Penjelasan lebih lanjut bacalah kitab Fatwa-Fatwa Tentang Wanita oleh al-Lajnah ad-Daimah lil Ifta’ dan kitab-kitab lainnya yang berkaitan dengan masaail ini]
2. Adapun tentang menasihati ‘amir/sulthan/pemerintah, Ahlus Sunnah menasihati pemerintah dengan cara yang baik dan masyru’, tidak mengadakan provokasi atau penghasutan atau pemberontakan terhadap pemerintah, meskipun pemerintah itu berbuat dzalim. Tidak boleh melakukan provokasi baik dari mimbar, tempat khusus maupun umum, ataupun media lainnya. Karena ini menyalahi petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam dan Salafush Shalih.
Diriwayatkan dari ‘Iyadh bin Ghunm, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam telah bersabda:
“Barang siapa yang ingin menasihati penguasa, janganlah ia menampakkan dengan terang-terangan, hendaklah ia pegang tangannya lalu menyendiri dengannya, kalau penguasa itu mau mendengar nasihat itu, maka itu yang terbaik dan bila si penguasa itu enggan, maka sungguh ia telah melaksanakan kewajiban amanah yang dibebankan kepadanya.”
[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah bab Kaifa Nashihatur Ra’iyyah wal Wulaat (II/507-508 no. 1096, 1097, 1098), Ahmad (III/403-404) dan al-Hakim (III/290)]
Ahlus Sunnah tidak ridha dengan kedzaliman dan kemunkaran yang dilakukan oleh penguasa ataupun selainnya. Akan tetapi cara mengingkari kemunkaran yang dilakukannya dan cara menasihatinya haruslah sesuai dengan petunjuk Rasul shallallahu ‘alaihi wassallam dan atsar Salafush Shalih.
Ingatkan padanya sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abi Bakrah, Nufai’ bin al-Harits, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam pernah bersabda:
“Barang siapa yang memuliakan penguasa di dunia, akan dimuliakan Allah di akhirat, dan barang siapa yang menghinakan penguasa di dunia, maka Allah akan hinakan dia pada hari kiamat.”
[Diriwayatkan oleh Ahmad (V?42, 48-49). Hadits ini hasan, lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (V/375-376)]
Namun, apabila orang tersebut masih saja membantah dengan argumennya maka cukupkanlah pembicaraan dan sampaikanlah kepadanya firman Allah Ta’ala:
“Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap setan yang sangat jahat, yang telah ditetapkan terhadap setan itu, bahwa barang siapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka.” (QS. al-Hajj:3-4)
[Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai masaail ini, bacalah kitab Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah karya Yazid bin Abdul Qodir Jawas dan kitab-kitab lainnya yang berkaitan dengan masaail ini]
Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam wal musta’an.
Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakaatuhu.
Dan untuk masaail pekerjaan wanita, berikut penjelasannya.
Lajnah ad-Daimah lil Ifta’ pernah ditanya: “Apa hukum seorang wanita bekerja? Dan lapangan pekerjaan apa saja yang diperbolehkan bagi seorang wanita?
Jawabannya:
Seorang wanita berhak mengerjakan apa saja yang biasa dikerjakan oleh wanita biasa lainnya di rumah suaminya dan keluarganya seperti memasak, membuat adonan kue, membuat roti, menyapu, mencuci pakaian, dan bermacam-macam pelayanan lainnya serta pekerjaan yang sesuai dengannya dalam berumah tangga. Ia juga berhak mengajar, berjual beli, menenun kain, membuat batik, memintal, menjahit dan yang semisalnya apabila tidak mendorong pada perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh syara’ seperti ikhtilath yang akan mengakibatkan fitnah atau menyebabkan dia meninggalkan hal-hal yang harus dilakukannya terhadap keluarganya, atau menyebabkan ia tidak mematuhi perintah orang yang harus dipatuhinya dan tanpa ridha mereka.
Adapun bila orang tua memerintahkan anak perempuannya untuk bekerja di tempat yang banyak terjadi iktilath maka sebaiknya anak tersebut menolaknya dengan perkataan yang baik dan merendah. Karena ketahuilah yaa ukhti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam pernah bersabda:
“Tidak boleh taat kepada makhluk dalam perbuatan maksiat kepada Dzat Pencipta (Allah).”
[Diriwayatkan oleh Ahmad dan al-Hakim]
“Ketaatan hanya untuk perbuatan ma’ruf.”
[Diriwayatkan oleh Bukhari]
Jelaskanlah kepada kedua orangtua anti bahayanya seorang wanita bekerja di tempat yang banyak terjadi ikhtilath (kecuali di tempat yang anti akan bekerja itu adalah tempat khusus wanita/televisi khusus wanita).
[Penjelasan lebih lanjut bacalah kitab Fatwa-Fatwa Tentang Wanita oleh al-Lajnah ad-Daimah lil Ifta’ Jilid 3 Bab Pekerjaan Wanita]
Semoga Allah Ta’ala selalu menunjuki kita jalan yang lurus.
Wallahu a’lam wal musta’an.
Barakallahu fiiki.
Emansipasi hanyalah salah satu produk sampah yg dihasilkan org2 yahudi yg digunakan utk merusak generasi2 islam. Emansipasi tidak sesuai agama ini (Islam), fitrah dan bahkan logika yang sehat sekalipun.
Padahal di kalangan mereka sendiri (yahudi dan nashara) tidak menerapkan emansipasi, karena mereka mengetahui borok2 dari emansipasi dan akibat yg ditimbulkan dari pemikiran ini. Tapi anehnya di negara ini yg notabene mayoritas penduduknya muslim, ngotot memperjuangkan pemikiran ini. Sungguh aneh bukan..?!? (bingung)
Subhanaallah..
wanita, ,
wanita, ,
Mdh”an engkau dpt m’jga drimu n dpt terhindar dr “fitnah wanita” . .
Amin..
alhamdulillah saya perempuan … insya ALLAH kita semua menjadi perempuan pilihan ALLAH untuk memasuki syurgaNYA, tulisan ini menuntun kesana.
Mungkin komen saya agak menyimpang dari topik bahasan, tp kurang lebih sama juga, dalam era globalisasi ini memang kaum wanita dituntut agar seimbang dengan laki-laki, sampai-sampai sempat beberapa waktu lalu saya kaget ada virus yang menggunakan nama website ini sebagai identitasnya kalo tidak salah dia memakai nama perempuan “YUYUN” dalam melengkapi aksinya. Alangkah sayangnya keindahan dalam website ini di coreng seseorang (bahkan mungkin memang orang yang berpartisipasi dalam website ini). Semoga hal buruk yang banyak digambarkan orang awam dalam menangani virus ini tidak terjadi, amin..
Mas atau Mbak New Person (sayang sekali Anda menutupi identitas Anda). Kami dari redaksi menegaskan bahwa pembuat virus yang dimaksud BUKAN kami. Dan alangkah baiknya jika kita berprasangka baik dengan sesama saudara muslim :)
Assalamu’alikum..
Wahai muslimah yang ada dimana saja, gak usahlah ikut-ikutan dengan istilah emansipasi wanita. Lebih baik kalian di rumah membina kader-kader islam yang nantinya bisa diharapkan untuk melanjutkan ajaran Allah di Bumi Allah ini. Pakailah Rahim kalian dalam membina anak-anak (kader) kalain.
Assalamu’alaikum Warahmatullah
Wahai saudara saudari ku se-iman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, Allah telah memuliakan dari masing-masing hambanya. Wahai muslimah engkau adalah salah satu tonggak dari kemajuan akhlak dan agama Allah. Bantu kami utk semua itu. Istiqomahlah diatas Al Qur’an dan AsSunnah Nabi-Nya, Insya Allah semua itu bisa tercipta.
Semoga Allah memberikan hidayah kpd kita semua..
Assalamu’alaikum
Subhanallah, bagus sekali artikelnya,
afwan, tolong di ikhlaskan ana memposting artikel ini di blog ana, agar bisa di baca oleh mntee2 ana, jazakillah…
Wassalamu’alaikum
Subehanallah walhamdulillah ALLAHUAKBAR. Artikel yg semacam inilah yg tepat bagi sudara muslimah kita agar mereka tdk terus tergelincir dgn pemikiran jahilnya. Wassalam
Assalamu?alaikum,
Ana dulunya kerja di perusahaan mining besar selama 16 tahunan, 8 tahun terakhir posisi saya jadi sekretaris. Sebelumnya sangat susah melepas semua rutinitas, fasilitas dan gaji yang lumayan. Alhamdulillah dengan pentunjuk Allah, Januari lalu saya bisa keluar dari lingkaran kerja dan sekarang jadi ibu rumah tangga mengasuh ke 4 putra putri saya.
Keputusan yang saya buat sangat mengejutkan tentu saja terutama dari teman seprofesi,tapi suami sangat mendukung untuk keluar kerja.
Sebenarnya hati saya sangat tergerak setelah dengar kajian Ust.Zainal dan ustad yang lain tentang wanita muslimah. Banyak sekali kajian yang mengupas tentang wanita muslimah diantaranya http://www.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/ atau di http://www.radiorodja.com Bagi antum yang malas baca buku kajian-kajian ini bisa didengarkan di waktu-waktu senggang.
Setelah saya di rumah, Alhamdulillah, Allah juga mengganti rezeki saya sebelumnya dengan rezeki dari sumber yang lain. Bisnis dari rumah yang saya tangani berjalan lancar tanpa harus keluar rumah. Buat Ummahat yang masih ragu-ragu, bertawakallah hanya kepada Allah insyaallah Allah akan mempermudah langkah kita untuk keluar dari lingkaran kerja yang tidak syar?i.
Assalamualaikum Wr. Wb
wah subhanalloh menarik sekali pmbhasan nya..
afwan, ana minta copyan ny bwt saudara ana…
Emansipasi sejatinya adalah produk iblis lanatullah.Ingatlah kisah iblis ketika dikeluarkan oleh Allah swt dari surga adalah karena tidak taat pada Allah swt.Iblis membangkang.Dan kemudian Iblis berjanji akan menyesatkan mayoritas anak Adam( al Araf 16,17)dari ketaatan pada Allah SWT.Inginkah anda menjadi teman-teman Iblis?
aslm,,, isu gender memang sedang marak belakangan ini terutama di negara-negara berkembang seperti indonesia. tetapi, ketahuilah isi dari hati kecil seorang wannita sesungguhnya adalah kembali ke kodratnya sebagai seorang wanita. itu sebabnya mengapa dalam bidang ilmu psikologi banyak penelitian2 mengenai wanita, sehingga timbul istilah cinderella complex ataupun juga fear of success dalam diri wanita.
Subhanallah.. Ternyata masih begitu banyak hal yang saya belum ketahui. Semoga tulisan yang tlah saya baca memberikan makna lebih bagi mata batin saya..
wallaha’lam bissawab.. :)
Assalammuallaikum..
aku izin copy yaa..
jazakallahu khairan…
Assalamu’alaykum…..
Ana Sangat Setuju dan suka dengan Artikel ini….
Mohon izin untuk meng-copy… Syukron…
Assalamu’alaikum. Izin copy Ustadz. Jazaakumullohu khoiron.
bismillah, mohon ijin utk share.
jazaakumullohu khoyron katsiron.
Assalamu’alaikum..
Alhamdulillah..aneka artikel islami yg sangt bermanfaat,,
oia, ana mohon ijin share artikel2 nya yaa..
jazaakillahu khoiran..