Segala puji bagi Allah, salawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, para sahabatnya, dan segenap pengikut setia mereka. Amma ba’du.
Kaum muslimin.. semoga senantiasa dirahmati Allah…
Tidak terasa telah sekian lama program recovery Merapi digulirkan. Semenjak bulan Januari 2011 hingga pertengahan Februari 2011 ini Posko Dakwah dan Sosial Al-Atsari masih terus bergerak untuk menebarkan dakwah dan menyalurkan bantuan para dermawan ke lereng Merapi. Kegiatan dakwah berupa pengajian maupun penyaluran bantuan -alhamdulillah- masih tetap berjalan di tengah terpaan musibah yang sampai saat ini masih belum berhenti. Erupsi Merapi yang memuntahkan awan panas dan lontaran batu mungkin sudah banyak sekali berkurang, atau bahkan hampir tiada. Akan tetapi banjir lahar dingin dan musibah kehilangan rumah dan pekerjaan tetap saja masih menghantui. Hanya kepada Allah kita berharap dengan musibah ini dapat mempertebal iman dan takwa kita kepada-Nya, bukan justru menjauhkan dari ibadah kepada-Nya semata…
Maka di saat-saat semacam ini bantuan moril berupa nasehat dan wejangan serta bimbingan rohani adalah sesuatu yang sangat berarti bagi para pengungsi secara khusus dan korban bencana Merapi secara umum. Menyaksikan puing-puing rumah yang telah luluh lantak bukan pemandangan yang asing lagi bagi para relawan yang rajin menyambangi lereng Merapi. Seolah-olah sebelumnya tidak ada pemukiman dan tak ada denyut nadi perekonomian di tanah ini. Karena yang tampak adalah bebatuan, pasir, pohon-pohon yang tumbang, rumput-rumputan, sebagian jalan aspal pun seolah tak ada karena telah tertimbun material ratusan meter jaraknya. Perjalanan menyusuri lereng Merapi dari bantaran Sungai Gendol di desa Argomulyo -yang berjarak 12 Km dari puncak Merapi- sampai dusun Kopeng, Jambu, Petung dan Kaliadem -yang berjarak 4-6 Km dari puncak Merapi- sudah berulangkali kami lalui. Nestapa pengungsi seolah senantiasa menyelimuti setiap perjalanan relawan di lereng Merapi.
Beberapa waktu lalu, kami bertemu dengan Bapak Suwarno yang dahulunya menetap di dusun Petung yang kini telah musnah akibat erupsi. Beliau adalah sosok bapak-bapak yang cukup arif dalam menyikapi musibah ini. Deraan musibah yang bertubi-tubi sehingga memaksa diri dan keluarganya untuk mengungsi kesana kemari tidak melunturkan keyakinannya kepada Rabb penguasa langit dan bumi. Sholat berjama’ah di masjid rajin beliau jalani. Di antara sekian banyak jama’ah Sholat Jum’at maka beliaulah orang pertama yang hadir di masjid An-Nur Pagerjurang; salah satu posko tempat kami menggerakkan kegiatan pengajian dan khutbah di lereng Merapi. Beliau juga menceritakan, bahwa masih banyak saudara-saudaranya -sesama muslim- di lereng Merapi ini yang tak kunjung menyadari apa hikmah yang tersimpan di balik musibah ini. Inilah yang semakin mendorong kami untuk ikut serta dalam proyek dakwah dan kemanusiaan ini. Sedikit demi sedikit menyelami kehidupan para pengungsi dan memberikan dorongan spiritual bagi mereka untuk bangkit dan kembali menata diri…
Barak pengungsian sampai saat ini masih menjadi tempat berteduh bagi para pengungsi korban erupsi. Walaupun ada juga sebagian dari mereka yang tidak mau tidur di pengungsian. Mengapa? Karena masih belum bisa menerima kenyataan bahwa rumahnya telah hancur dan tiada…. Tidur di ruang kelas SMK bersama pengungsi yang lain sudah menjadi sajian hidup mereka sehari-hari. Listrik mati akibat guyuran hujan dan angin kencang yang merobohkan pepohonan dan memutuskan kabel jaringan sudah biasa mereka alami. Sebagian jembatan yang putus akibat lahar dingin hingga hari ini pun belum bisa tersambung lagi. Dalam situasi rawan semacam ini pemanfaatan HT (Handy Talky) sebagai jalur komunikasi penanganan musibah sangat penting bagi relawan maupun pengungsi. Selain itu, dikarenakan sumber air yang telah terputus alirannya akibat erupsi maka penduduk pun mengalami kesulitan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Alhamdulillah pasokan air dari PMI masih setia melayani masyarakat di lereng Merapi. Entah, sampai kapan kondisi ini akan berlangsung… Hanya Allah yang mengetahuinya…
Dengan senantiasa memohon kepada Allah ta’ala, Posko Dakwah dan Sosial Al-Atsari berusaha untuk ikut meringankan musibah yang melanda. Sampai saat ini partisipasi kaum muslimin dalam menjalankan program recovery ini masih terus menyertai, segala puji bagi Allah yang atas karunia dari-Nya segala kebaikan bisa terlaksana…
Berikut ini kami laporkan, bahwa selama program recovery:
Total pengeluaran donasi program recovery sejak 1 Januari 2011 – 14 Februari 2011 adalah sebesar:
Rp.33.067.800,-
Rincian pengeluaran bisa diunduh di tautan berikut ini:
http://www.archive.org/download/LaporanPengeluaranDonasiRecoveryMerapiYpia14Febr2011/LaporanPengeluaranProgramRecoveryBencanaMerapi2011.14Feb2011.pdf
Total pemasukan donasi program recovery sejak 1 Januari 2011 – 14 Februari 2011 adalah sebesar:
Rp.39.151.350,-
Rincian pemasukan bisa diunduh di tautan berikut ini:
http://www.archive.org/download/LaporanDonasiRecoveryMerapiYpia14Febr2011/LaporanPemasukanProgramRecoveryBencanaMerapi2011.14-2.pdf
Sebagai tambahan informasi, bahwa selama tanggap darurat Merapi:
Total pemasukan donasi program tanggap merapi sejak 29 Oktober 2010 – 31 Desember 2010 adalah sebesar:
Rp.239.762.854,-
Rincian pemasukan bisa diunduh di tautan berikut ini:
http://www.archive.org/download/LaporanDonasiMerapi31Des2010/LaporanPemasukanProgramTanggapBencanaMerapi2010.pdf
Total pengeluaran donasi program tanggap merapi sejak 29 Oktober 2010 – 31 Desember 2010 adalah sebesar:
Rp.218.225.002,-
Rincian pengeluaran bisa diunduh di tautan berikut ini:
http://www.archive.org/download/LaporanPengeluaranDonasiMerapi31Des2010/LaporanPengeluaranProgramTanggapBencanaMerapi2010.pdf
Inilah sekilas laporan yang bisa kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Yogyakarta, 16/2/2011
Posko Dakwah dan Sosial Al-Atsari
Alamat email:
[email protected]