Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital
No Result
View All Result
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Siaga Virus Riya’ (Bag. 2)

Mentari Anggun oleh Mentari Anggun
15 Juni 2017
di Akidah
0
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Bahaya riya’
    • Termasuk syirik
    • Dosa tak diampuni
    • Amalan saleh menjadi hangus
    • Lebih dahsyat dari fitnah Dajjal
      • Apakah sebab riya` lebih dikhawatirkan daripada fitnah Dajjal?

Bahaya riya’

Saudariku, yang semoga senantiasa berada dalam penjagaan Allah…

Telah nampak bagi kita betapa bahaya virus riya’ ini apabila ia membonceng pada amalan-amalan saleh seorang hamba. Berikut ini adalah beberapa rincian dari bahaya riya’:

Termasuk syirik

Sesungguhnya riya’ hukum asalnya termasuk ke dalam syirik kecil yang kemudian dapat menjadi syirik besar jika menjangkiti seluruh amalan. Ingatlah, betapa khawatirnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam jika perkara  ini menimpa para sahabatnya, padahal mereka telah memiliki keteguhan iman dan puncak tauhid, bahkan Allah ‘Azza wa Jalla telah rida kepada mereka dan mereka pun telah rida kepada Allah. (Lihat surah at-Taubah ayat 100)

Dosa tak diampuni

Sebagian ulama menjelaskan bahwa syirik kecil -termasuk riya’ yang sedikit- adalah dosa yang tidak akan diampuni jika pelakunya tidak bertobat sebelum meninggal, mereka berdalil dengan firman Allah dalam surah an-Nisa’ ayat 48,

إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْماً عَظِيماً

Donasi Muslimahorid

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni dosa di bawah (syirik) bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar.”

Bagaimana nasib pelaku syirik kecil jika ia termasuk kedalam dosa yang tak diampuni? Terdapat penjelasan tentang hal ini, yaitu

a) Dosa  syirik kecil ini akan masuk ke dalam timbangan keburukan hamba yang bersangkutan,

b) Dan jika pelakunya harus diazab terlebih dahulu di dalam neraka, maka ia tidak kekal di dalamnya.

Amalan saleh menjadi hangus

Riya’ dapat menghanguskan amalan shalih yang tercampurinya (jika riya’ tersebut dihukumi syirik asghar) dan dapat menghapus seluruh amalan tanpa tersisa sedikitpun (jika riya’ tersebut dihukumi syirik akbar).

Dalam hadis qudsi, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Aku tidak membutuhkan sekutu sama sekali. Barangsiapa yang mengerjakan suatu amal yang dicampuri dengan perbuatan syirik kepada-Ku, maka Aku tinggalkan ia bersama kesyirikannya (Aku tidak beri ia pahala atas amal syiriknya ).” (HR. Muslim no. 2985 dan Ibnu Majah no. 4202 dari sahabat Abu Hurairah)

Lebih dahsyat dari fitnah Dajjal

Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghampiri para sahabat beliau yang saat itu sedang membincangkan fitnah Dajjal yang begitu mengerikan. Kemudian  Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,

“Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang bagiku lebih aku takutkan atas kalian daripada fitnah Al-Masih ad-Dajjal?” Para Shahabat berkata, “Kami mau.” Rasulullah (shallallaahu ‘alahi wa sallam) bersabda, “Yaitu syirkul khafi (syirik tersembunyi); seseorang salat, lalu ia menghiasi (memperindah) salatnya, karena ada orang yang memperhatikan salatnya.” [HR. Ibnu Majah no. 4204, dari Abu Sa’id al-Khudri, hadis ini hasan, Shahih Ibnu Majah no. 3389]

Apakah sebab riya` lebih dikhawatirkan daripada fitnah Dajjal?

~Pertama, fitnah dari riya` ini sifatnya samar dan tersembunyi. Kebanyakan fitnah ini menimpa orang yang beriman dan beramal saleh, sebab mereka memiliki modal untuk berlaku riya`, yakni dengan amalan saleh yang ia lakukan itu. Adapun fitnah Dajjal ini jelas bagi orang mukmin, yakni dengan tanda yang terdapat di keningnya.

~Kedua, fitnah Dajjal ada waktunya, yakni di akhir zaman. Adapun riya` dapat menjangkiti seluruh manusia tanpa mengenal waktu dan tempat. Ibnul Qayyim memisalkan riya` laksana lautan yang tak bertepi. Ia bisa menyerang siapapun, tak terkecuali para alim ulama.

Saudariku, hendaknya kita tancapkan dalam relung hati kita akan firman Allah ini,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاء إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah, Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu apapun) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir: 15)

Ayat di atas menegaskan, hakikatnya Allah tidaklah membutuhkan amalan kita, secuilpun tak butuh. Akan tetapi, kita sebagai hamba-Nya lah yang justru sangat butuh kepada Allah, agar Dia mengampuni kesalahan kita yang bertubi-tubi dan tumpukan dosa yang telah kita perbuat. Sehingga sudah selayaknya bagi kita untuk mempersembahkan segala bentuk ibadah yang kita lakukan kepada Allah semata, ya, hanya kepada Allah semata!

Kita diingatkan dengan apa yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal beliau adalah sosok yang telah Allah jamin surga untuknya, yang telah Allah bersihkan kotoran dalam dadanya. Beliau berdoa,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ

“Allāhumma innī a‘ūdzu bika an usyrika bika wa-anā a‘lamu, wa-astaghfiruka limā lā a‘lamu.”

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap dosa yang tidak aku ketahui.”

Semoga doa ini adalah doa yang tidak terluput dari lisan kita, agar Allah menjaga kita dari berbuat syirik dalam segala bentuknya, termasuk dari virus riya`. Wallahu Ta’ala ‘alam.

[Selesai]

KEMBALI KE BAGIAN 1

***

Penulis: Mentari Anggun

Muraja’ah: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal-ats-Tsalits-Al-‘Aliy. Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan. (Terjemah). Jakarta: Ummul Qura’.

Catatan kajian Kitaabut Tauhid bersama Ustadz Ikrimah hafidzahullah.

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Mentari Anggun

Mentari Anggun

Artikel Terkait

Allah Membagi Amalan Sebagaimana Membagi Rezeki

oleh Muhammad Sanusin
16 September 2014
2

Sesungguhnya Allah ta'ala membagi amalan-amalan di antara hamba-Nya sebagaimana membagi rezeki. Terkadang seorang hamba dibukakan baginya pintu shalat, tapi tidak...

Sabar Saat Menghadapi Musibah

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
18 Februari 2021
0

Sesungguhnya kesabaran sejati adalah saat pertama kali musibah terjadi” (HR. Al-Bukhari, I/ 430).

Ngalap Berkah dengan Tubuh Orang Shalih, Bolehkah?

oleh M. Saifudin Hakim
27 November 2014
0

Sebagian kaum muslimin masih mencari (“ngalap”) berkah dengan cara mendatangi orang shalih dan mengambil berkah dari anggota tubuh mereka, seperti...

Artikel Selanjutnya

Nasihat Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz kepada Seluruh Kaum Muslimin (Bag. 2)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Edu Muslim.or.id

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.