Namaku Erlina, aku ingin berbagi cerita kepada saudariku muslimah, bukan untuk mengajarkan tentang fiqih atau hadits atau hal lainnya yang mungkin ukhti muslimah telah jauh lebih dulu mengetahuinya daripada aku sendiri. Karena di masa lalu, aku beragama Kristen…
Sejak kecil aku beserta kedua adikku dididik secara kristen oleh kedua orangtuaku, bahkan aku telah dibaptis ketika masih berumur 3 bulan dan saat berusia 18 tahun aku telah menjalani sidhi, yaitu pengakuan setelah seseorang dewasa tentang kepercayaan akan iman kristen di depan jemaat gereja. Aku juga selalu membaca Alkitab dan membaca buku renungan –semacam buku kumpulan khotbah– bersama keluargaku di malam hari. Seluruh keluargaku beragama Kristen dan termasuk yang cukup taat dan aktif. Bahkan dari keluarga besar ayah, seluruhnya beragama Kristen dan sangat aktif di gereja sehingga menjadi pemuka dan pengurus gereja. Sedang dari keluarga ibu, nenekku dulunya beragama Islam, namun kemudian beralih menjadi Katholik.
Sejak kecil aku adalah anak yang sangat aktif dalam kegiatan keagamaan. Tentu saja kegiatan keagamaan yang aku anut saat itu beserta keluarga besarku. Kecintaanku pada agama Kristen demikian kuat mengakar dan terus bertambah kuat seiring pertumbuhanku menjadi wanita dewasa. Sedari kecil aku sangat rajin ikut Sekolah Minggu, bahkan hampir tidak pernah absen. Aku selalu ingin mendengarkan cerita agama Kristen atau cerita dari Alkitab di Sekolah Minggu. Setiap pelajaran Sekolah Minggu kucatat dalam sebuah buku khusus. Cerita-cerita tersebut kuhafal sampai detail, sehingga setiap perayaan Paskah dan Natal aku selalu menjadi juara lomba cerdas tangkas Sekolah Minggu. Pernah suatu ketika, karena aku sering sekali menang, seorang juri memberikan tes tersendiri. Hal ini untuk memastikan bahwa aku layak mendapatkan juara pertama, apalagi saat itu aku masih lebih muda dari peserta dan juara lainnya. Ternyata aku bisa menjawab pertanyaan juri tersebut. Akhirnya aku tetap mendapatkan hadiah, namun hadiah khusus di luar juara satu sampai tiga. Kebijakan ini untuk memberikan kesempatan pada peserta lain untuk menjadi pemenang.
Ketika aku menginjak usia SMP dan SMA, aku tetap aktif dalam kegiatan persekutuan remaja dan pemuda di sekolah. Aku juga aktif di tingkat yang lebih besar yaitu kegiatan persekutuan antar siswa Kristen dari sekolah-sekolah se-kota Magelang, juga persekutuan remaja di gereja. Bahkan aku juga ditunjuk menjadi ketua persekutuan remaja di gereja. Setiap minggu aku disibukkan dengan kegiatan persekutuan, mempersiapkan acara, topik, pembicara, membuat undangan dan menyebar undangan. Aku tidak pernah bosan mengundang rekan-rekan untuk hadir. Walaupun aku tahu ada di antara mereka yang malas hadir, aku tetap memberikan undangan kepada mereka. Betapa semangatnya aku saat itu…
Setelah lulus SMA, aku meneruskan kuliah di FKG UGM. Dan seperti sebelum-sebelumnya, aku kembali aktif di kegiatan keagamaan (Kristen). Kali ini aku mengikuti kegiatan persekutuan mahasiswa di FKG dan di tingkat UGM. Aku sangat senang dan menikmati kegiatanku tersebut saat itu. Bermacam-macam aktifitas, perayaan Natal, Paskah, panitia lomba vokal grup lagu gerejawi dan lainnya aku ikuti. Aku sering mengajak teman-teman-teman satu kos untuk menyanyi bersama lagu-lagu gerejawi di kos, berdiskusi pemahaman kitab dan lainnya.
Ternyata keaktifanku dalam kegiatan keagamaan ini semakin masuk ke dalam ketika aku diajak bergabung dengan pelayanan “Para Navigator”. Pesertanya sebagian besar mahasiswa. Di sini kami belajar banyak hal tentang kekristenan, dibimbing oleh pembimbing rohani dalam satu kelompok, mengadakan diskusi pemahaman Alkitab setiap minggu dengan menggunakan buku panduan seperti kurikulum yang bertingkat dari dasar ke tingkat tinggi. Di sini kami juga diajarkan dan diminta untuk menghafal ayat-ayat Alkitab –dengan diberikan panduan berupa kartu yang berisi ayat untuk dihafalkan-, dan setiap minggu harus bertambah ayat yang kami hafal. Akhirnya aku dapat menyelesaikan paket kurikulum dan diminta membimbing anak rohani. Metode pelayanan ini biasa dikenal dengan metode sel, belajar berkelompok, kemudian berkembang dengan masing-masing anggota yang akan memiliki anak-anak lain untuk dibimbing, sehingga orang-orang yang terlibat di dalamnya akan berkembang dan bertambah banyak. Dalam pelayanan ini, terkadang kami pun diajarkan dan dianjurkan untuk berdakwah mengajak orang lain mengenal dan mengikuti ajaran Kristen.
Entah mengapa, setelah aku masuk stase (tingkatan) klinik, mulai ada beberapa teman (muslim) yang mendekati dan ingin memperkenalkan Islam kepadaku. Reaksiku? Jelas marah dan kutolak mentah-mentah. Pernah juga aku dipinjami Al-Qur’an dan diminta untuk membacanya oleh seorang teman. Sungguh aku sangat marah terhadapnya sampai-sampai aku tak ingin berbicara dengannya.
Sampai akhirnya aku bertemu dengan dia –sebut saja A– yang alhamdulillah kini telah menjadi suamiku. Kalau teman-teman lain ingin memperkenalkan Islam dengan cara langsung dengan Al-Qur’an dan hal-hal lainnya yang jelas-jelas berbau Islam, maka A mengenalkan Islam dari sisi yang beraroma Kristen. Dan aku sangat antusias saat itu. Apalagi ia menyatakan bahwa jika Kristen lebih benar dari Islam, maka dia akan mengikuti agama Kristen. Kesempatan emas! Pikirku. A juga banyak bertanya tentang Bible, bahkan ia katakan telah tamat membaca Alkitab Perjanjian Baru sebanyak tiga kali! Aku pikir, orang ini benar-benar tertarik akan agama Kristen. Aku saja belum pernah membaca dari awal hingga akhir kitab tersebut secara berurutan. Aku semakin bersemangat saat itu. Banyak yang dia ketahui tentang Alkitab Kristen dan tentang Kristen. Ternyata sejak kecil ia bersekolah di sekolah Katholik dan mempelajari agama Katholik serta sejarahnya, dan ketika ia kuliah di UGM, ia juga terkadang berkunjung ke toko buku Kristen untuk membaca.
Namun, yang terjadi selanjutnya ternyata di luar dugaanku. A memang banyak tahu tentang agamaku, namun ia juga memiliki pengetahuan tentang Islam. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan berkaitan dengan agamaku, yang terkadang pertanyaan itu begitu mudah, namun aku sangat kesulitan menjawabnya. Diskusi-diskusi yang kami lakukan membuat kami menjadi dekat. Aku pun telah lulus kuliah dan bekerja. Begitu pula A, hanya saja dia bekerja di Jakarta. Namun, kami masih terus melanjutkan diskusi tentang agama Kristen yang telah kami lakukan sebelumnya. Ya… masih berlanjut seperti itu, pengenalan tentang agama Islam yang dilakukan dengan cara tidak langsung.
Dari diskusi-diskusi itulah ia terkadang memasukkan sentilan Islam secara tidak langsung dan tidak aku sadari (karena pertanyaan dan hal-hal yang didiskusikan sebenarnya telah jelas jawabannya di Islam). Banyak bentrok di antara kami dalam diskusi tersebut. Kadang bahkan membuat aku marah, menangis, jengkel. Namun diskusi itu terus berlanjut. Masih ada rasa penasaran, jengkel dan marah yang berbaur menjadi satu. Namun… banyak sekali pertanyaan darinya yang tidak bisa aku jawab. Akhirnya A mengusulkan agar meminta pendeta yang ahli untuk diajak diskusi bersama. Wah!! Betapa senangnya aku mendengar sarannya itu. Orang ini benar-benar bersemangat belajar Kristen. Aku sangat berharap akhirnya nanti dia bisa beragama Kristen. Rasanya bahagia jika aku berhasil membuat ia mengikuti iman Kristen.
Dengan sebab tersebut, aku mencari dan menghubungi pendeta yang terkenal, senior dan sangat berkualitas di Jogja. Sebut saja pendeta X. Aku berharap pendeta X dapat membantuku ‘memberi pelajaran’ tentang Kristen kepada A. Keluargaku pun ikut bersemangat dan sangat mendukung rencanaku ini. Saat itu, aku bersyukur bapak pendeta ini mau dan bersedia membantu rencanaku. Akhirnya, kami melakukan diskusi bertiga. Keadaannya saat itu, bukanlah sebagaimana seseorang yang ingin saling berdebat antar agama. Tidak. Kondisi saat itu, baik A maupun aku sama-sama sebagai orang yang belajar dan mencari kebenaran. Walaupun tidak ada pernyataan sebagaimana yang A lakukan bahwa jika Islam lebih benar aku akan mengikuti agamanya.
Mulailah kami berdiskusi setiap pekan di hari Sabtu. Beberapa pertanyaan yang A ajukan antara lain adalah:
Kapan dan bagaimana cara Yesus berpuasa? Mengapa orang Kristen tidak berpuasa?
Tentang penghapusan hukum Taurat (Yesus menolak membasuh tangan sebelum masuk rumah).
Benarkah kisah yang menceritakan Yesus berdoa dengan bersujud? Dan bagaimana orang Kristen berdoa saat ini? Dahulu, orang Yahudi termasuk Yesus dikhitan. Mengapa orang Kristen sekarang tidak? Pendeta menjawab, orang Kristen ada yang berkhitan tapi bukan untuk mengikuti hukum Tuhan (Taurat), tetapi untuk alasan kesehatan.
Mengapa orang Kristen tidak mengenal najis? Padahal hal najis di Taurat lebih berat daripada hukum Islam. Pendeta menjawab, dalam Kristen hal itu tidak perlu karena di dalam tubuh kita juga ada najis.
Apakah surga itu bertingkat-tingkat menurut Kristen?
Pendeta menjawab, “Tidak, dalam Kristen surga tidak bertingkat-tingkat.”
Lalu kami bertanya, “Mengapa dalam injil dikatakan ada surga rendah dan surga tinggi?”
Terdapat ramalan dalam Alkitab tentang kedatangan anak manusia ‘Ia akan berada di perut bumi tiga hari tiga malam’ seperti kejadian nabi Yunus di dalam perut ikan. Siapakah dia?
Pendeta menjawab, “Jelas ramalan untuk Yesus setelah kematian di kayu salib dan dikubur di gua.”
Akhirnya kami bertiga sama-sama menghitung. Dan berkali-kali, hasil perhitungan itu adalah dua hari dua malam atau maksimal adalah tiga hari dua malam dengan konsekuensi memasukkan hari minggu sebagai satu hari penuh, padahal minggu pagi –sebelum matahari terbit- , kubur Yesus telah kosong. Karena perhitungan tersebut tidak cocok dengan ramalan tiga hari tiga malam, pertanyaan tersebut ditunda untuk didiskusikan pekan berikutnya.
Saat kami datang pekan berikutnya, pendeta sudah memiliki jawaban, yaitu perhitungan hari orang Yahudi berbeda dengan kita.
Waktu itu kami tercengang, heran namun akhirnya tersenyum mengerti bahwa sebenarnya pertanyaan ini tidak dapat dijawab oleh sang pendeta. Padahal kejadian nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam gua selama tiga hari tiga malam mestinya lebih bisa menjawab ramalan tersebut.
Ah, saudariku… sebenarnya masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang kami diskusikan saat itu. Kiranya ini cukup untuk menggambarkan diskusi yang terjadi saat itu. Pertanyaan-pertanyaan kami bukanlah pertanyaan yang berat yang berkaitan dengan akidah. Bukan tentang trinitas ataupun ketuhanan Yesus. Namun, itupun banyak yang tidak terjawab. Dan dalam diskusi ini, A tidak pernah mendebat dengan dalil-dalil Islam, Al-Qur’an dan hadits. Sehingga memang terkesan bahwa kami berdua sedang berguru kepada pendeta tersebut.
Kami tidak pernah berdebat, menyalahkan atau mempermalukan beliau. Kami tetap hormat, dan pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan berkesan layaknya konfirmasi, “Apakah ini benar”, “Mengapa seperti ini”, dan semacamnya, kemudian menilai jawaban yang pendeta tersebut berikan. Dan jika kami tahu sebenarnya beliau tidak dapat menjawab pertanyaan kami, dan tampak jawabannya dipaksakan, tidak logis (seperti tentang ramalan tiga hari tiga malam), maka kami hanya tersenyum dan tidak memperpanjang pembahasan hal tersebut. Saat itu, pendeta tersebut menganjurkan agar kami membaca buku karangan seorang Pastor yang berjudul Gelar-Gelar Yesus. Namun, aku malah mendapati, si pengarang justru mengatakan bahwa di Alkitab tidak ada yang secara langsung menyebutkan bahwa Yesus itu Tuhan dan dia tidak pernah menyatakan diri sebagai Tuhan. Sehingga anjuran ini justru menjadi semakin menambah pertanyaanku dan memperbesar keraguanku akan iman Kristen.
Bersambung…
***
Artikel muslimah.or.id
wallahu’alam bish shawab.. msh penasaran dgn kelanjutnnya
MasyaALLAH Sahlah saya sangat kagum kpd anda. Saya juga ingin lekas membaca kelanjutannya. Sahlah, sudah tuntunan ALLAH saya membaca catatan ini, kebetulan sekali, saya mempunyai teman dari luar negri, dia akan berkunjung ke Indonesia bulan desember ini. Sebetulnya saya masih merasa tidak nyaman karena dia menyukai saya, dan alasannya dia beragama kristen. Saya mohon advicenya Sahlah. Jazakallahukhairan katsiiiran….
Masya Allah….
I like it ……
lebih lanjutnya, mengenal Sunnah lebih dekat…..
semoga saudari tersebut menjadi pembela Agama Allah.
subhanallah, semoga Allah selalu merahmati kita sampai akhir hayat dalam nikmat Islam. Ditunggu sambungannya
Subhanallah…jadi penasaran untuk membaca kelanjutannya.
Subhanallah….
Barakallahu fik Bu Erlina wa tsabbatallahu qolbaki ‘ala dinil islam. Masih inget saya Bu, saya akhwt yang menjamu waktu Ibu pertama kali berkunjung di wisma RI…saya tunggu kelnjutan kisahnya, zadakillahu hirshon.
Subhanalloh…
Ditunggu kelanjutannya… ^_^
Subhanallah…..berdebar – debar membaca kisah ini…menunggu kelanjutannya…
subhanalloh hheheheheheheh ternyata bersambung.
bagus
bagus
bagus
bikin penasaran
Allahhu RABBI… semoga anda menikmati Karunia Iman anda.. ameen
Jazakumullah Khairan atas sharing-nya,…
Izin salin di blog ku ya:…http://ajiprabowo.wordpress.com.
masya Allah… saya merinding mendengar cerita ini, bisakah saya tau lebih detil apa yang sudah anda diskusikan & temuan yang anda dapat mungkin bisa menjadi bahan diskusi saya dengan keluarga yang saat ini sudah memilih jalan yang berkebalikan dengan anda.
Wassalam
Assalamu’alaikum,blh izin buat ngopy artikelnya dengan mencantumkan sumber link nya…syukron
subhanalloh..
izin share ke teman2 saya ya, Ukhti…
Afwan ukhti dan akhi fillah, saya terlambat merespon.
Alhamdulillah begitu indahnya petunjuk dari Allah, semoga kita menjadi orng yang selalu diberi dan minta petunjuk Allah.
@ ukhti Fathimah:
saya masih ingat dg panjenengan, sosoknya pun masih ingat, semoga kita selalu istiqomah dalam jalanNYA
@ ukthi Vira:
dengan senang hati kalo kita bisa sharing, kita berkomunikasi via email. Banyak hal yang dulu tdk bisa saya pahami tentang Bible saat ini menjadi jelas setelah saya belajar Islam, dan justru menjadi matching dan bisa diterima logika kita.
Subhanallah…, saya sangat terharu dengan kisah nyata ini. Semoga bu Erlina selalu dalam lindungan Allah swt. Salam untuk suami tercinta yang tekun dan setia membimbing hingga mampu membuka matahati. Terimakasih ya Allah, telah Kau tunjukkan saudaraku jalan yang benar.
Assalamu`alaikum wr wb.
Erlina kami teman-teman sangat menyayangi kamu, kami dulu sering berangan-angan orang sebaik kamu mengapa tidak mendapat hidayahNya. Ketika A mulai masuk dalam kehidupan kamu kami senang namun juga khawatir, siapakah nantinya yang akan terpengaruh. Setelah belasan tahun kita berpisah, sungguh suatu berita gembira mengetahui apa yang telah terjadi dengan sahabatku ini. Meski kami tidak dapat berbuat banyak kami selalu berdoa untuk kebaikan kamu. Sekali lagi selamat ya, perjuanganmu untuk mendapatkan hidayahNya memang berat, tapi kamu akhirnya berhasil, selamat datang saudaraku.
Assalamu`alaikuum wr wb.
Subhanallah…,
Erlina, belasan tahun kita tidak pernah berjumpa. Saya tahu betul siapa Erlina dulu, seorang kristiani yang betul2 taat kepada agamanya. Saat ini saya sgt terharu, gembira dan entah perasaan yang tak bisa terungkapkan dalam kata2 karena sahabatku telah mendapat hidayahNya, dibukakan matahatinya dalam menggapai kebenaran. Sahabatku, setelah membaca tulisanmu aku merasa semakin tebal dengan keimanan Islamku. Terimakasih sahabatku, semoga engkau tetap istiqomah.
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barokaatuhu. Alhamdulillah Lin. Saya bersyukur atas kebesaran ALLAH. SELAMAT YA ATAS HIDAYAH TAUHID yg Allah limpahkan kpd ERLINA.WASS. WR.WB.
Assalamu’alaikium wr.wb.Subhanallah walhamdulillah.Tidak hanya bulukudukku yg merinding, ttp hatiku jg ikut bergetar membaca kisahmu Erlina. Sungguh Allah Maha Pemberi Petunjuk.Sekali lg syukur yg bgt dalam kuucapkan kepadaMu Ya Allah tlh Engkau limpahkan Nikmat yg bgt Agung kpn temanku.Dan kiranya tetap Engkau limpahkan jg kpd keluargaku dan semua umat muslim. Amin Wassalam.
@ Siti Khadijah dan Vira
Pada dasarnya diskusi kami tsb utk membuktikan bahwa orang Islam lebih berhak mendapat predikat pengikut Yesus daripada orang Kristen sendiri yang bahkan sekarang hampir tidak bisa dilacak mana ajaran Yesus yang asli. Bhw apa yang ada di Injil baik akidah maupun amalan lebih diamalkan dan diyakini oleh orang Islam daripad orang Kristen sendiri.
Utk mendakwakan Islam ke orang Kristen perlu bekal yang mencukupi, karena si A ini telah mempelajari kedua agama ini dengan baik (Kristologi dan dasar Tauhid). Dan hindarilah debat dengan orang Kristen karena akan berakibat emosi yang akan semakin menjauhkan dia dari Islam. Dalam diskusi yang kami lakukan adalah jauh dari debat tapi didikusikan dengan baik dan seakan2 utk konfirmasi jawaban tanpa menyerang akidah mereka shg tidak memancing emosi, sehingga dg kaidah ini alhamdulillah bisa mencapai sasaran yang dituju.
Dan perlu diingat, kisah saya ini bukan untuk contoh bahwa seorang ikwan bisa mendekati wanita Kristen karena resikonya sangat besar, apalagi seorang akhwat yang didekati oleh laki2 Kristen tentunya resiko akan berlipat ganda. Masih banyak ikhwan dan akhwat yang menarik dan lebih bersih karena kita punya ajaran thoharoh (ini berdasarkan penelitian ilmiah). Kita tetap harus mengikuti kaedah dari Nabi bahwa agama adl dasar pertimbangan utama dalam memilih pasangan hidup untuk mencapai kebahagiaan. Wajah yang ganteng akan bisa pudar, kekayaan akan bisa hilang, apalagi keturunan orang tidak akan memandang kita lagi. Tapi agama Islam akan menjaga kita utk selalu berbuat baik kepada pasangan dan anak2 dengan niat yang sangat ikhlas karena Allah dengan konsep dan aturan Islam yang sangat tinggi, itu yang akan sukar dicari di agama lain.
@ Vira
Sebetulnya untuk menarik orang Islam yang telah murtad kembali ke Islam lagi adalah dg cara menakuti mereka dengan ancaman Allah yang sangat berat bagi penyelewengan tauhid. Karena yang menjadi daya tarik di Kristen adalah sifat kasih dan agama yang terlihat modern. Sedangkan dalam Islam lebih lengkap karena mempunyai ?kasih dan sayang? arrohman dan arrohim yg mrp asmaul husna yg hrs kita contoh, dan jusrtru lebih modern dari agama manapun. Org Kristen bisa berbuat baik setinggi langit tapi mrk tetap akan disiksa di neraka krn menyeleweng dan menduakan Allah. Seorang istri yang mempunyai suami yang baik, romantis, membelikan semua benda kesayangan istri, melayani bak seorang ratu, tapi kalau suami ini punya selewengan apakah istri ini akan tetap menerimanya sbg suami dengan sepenuh hati? Jawaban sangat jelas yaitu tidak. Begitu juga Allah yang maha pecemburu tentu akan menyiksa mereka dan bahkan satu dosa yang tidak diampuni adl syirik kalau tidak segera bertobat.
Setiap kasus akan memiliki penanganan yang berbeda sesuai petunjuk Nabi. Dalam hal ini tugas kita memang sangat berat.
Untuk pembahasan tentang diskusi dan temuan lain silakan ukthi mengontak saya di [email protected]
Menyukai tulisan ini
Subhanallah..
Kisahnya luar biasa, menambah iman ana..
Subhanallah wal hamdulillahi wa laillaha Illahu Allahu akbar. Sungguh Allah telah memberikan rahmat kepada anda Sdr Erlina serta suami anda dan mudah2an juga kepada anak2 anda kelak. Saya do’akan anda akan mendapatkan imbalan syurga jannatun na’im. Terlebih pada suami anda yang telah menolong dan membantu menemukan jalan yang lurus kepada anda, sungguh ia seorang suami yang amat sangat luar biasa dan beruntung dihadapan Allah dan hanya syurga balasannya. Sebarkan secara luas kepada masyarakat rahmat Allah yang telah diberikan kepada anda ini agar menjadi inspirasi orang lain seperti yang dilakukan oleh Ustadzah Irrene Handono (dari Katholik). Do’a saya kepada Anda, suami dan Keluarga Anda. Suharto MZ
cerita anda menarik…sama seperti keraguan yg saya rasakan saat ini…tapi apa yg di pikirkan manusia berbeda dengan yg di pikirkan Tuhan…smoga anda tidak salah mengambil keputusan…GBU…saya menunggu kelanjutan kisah anda….thanks
alhmd … mbak lin
aku bersyukur Alloh memberi hidayah kepadamu
semoga kita bisa menggenggamnya hingga akhir hayat
Amin
Salam dr temen sd mu
mau lanjutannya…
penasaran
Alhamdulillah ikut bersyukur dan berbahagia atas hidayah yang telah Erlina dapatkan, semoga menjadi muslimah yang baik, tetap iman dan Islam sampai kapanpun.Bagaimana dengan keluarga Erlina, apakah mereka juga mengikuti keyakinan Islam ?
Subhnallah…
Suka bngt artklnya….
Subhanalloh…smg semakin banyak saudara kita yg mndapat ptunjuk stelah membaca artikel anti ini..
syukron
jazaakillahu khoron katsiro
bagus,…banget…
Saya sangat terkesan dengan tulisan ini, karena seharusnya pendeta tersebut shearusnya memahami apa yang akan dia ajarkan kepada jemaatnya, tapi setiap orang mempunyai caranya sendiri2 untuk mendapatkan hidayah dan menurut saya, mungkin cara yang saudari tersebut adalah dengan memahami terlebih dulu apa islam itu.
Semoga saudari menjadi hamba yang senantiasa selalu mendapay hidayah dari Alloh SWT
Subhanallah, im proud of u
TUHAN ITU BUKAN YESUS. SUNGGU DURHAKA UMMAT KRISTEN TELAH BERBUAT SYIRIK
ini lanjutannya mana y?
alhamdulillah mba erlina teah mendptkan hidayah dari ALLAH swt untuk memeluk ISLAM. disini saya mau minta tlg bagi yg bisa memberikan saya jawaban atas kepenasaran saya ttg kejadian yg menimpa rekan wanita saya yg sdh pindah keyakinan dan meniggalkan ISLAM. katanya, saat dia (sebelum pindah keyakinan)mencoba untuk mengetahui bagaimana sich ibadah agama katholik dan mencoba ikut beribadah di gereja, dia melihat YESUS di atas altar gereja sampai dia gemetaran. apakah yg dia lihat itu memang benar YESUS atau apa? saya sendiri ga yakin dgn penjelasnnya, tp saya ga punya ilmu yg cukup untuk memberi dia masukan jika yg dilahatnya tsb bukanlah YESUS melainkan jin yg menyerupai YESUS. jika ada yg berkenan memberi saya masukan, saya ucapkan byk terima kasih. buat redaksi, maaf komentar saya yg ga nyambung dgn aartikel yg ditlis oleh mba erlina. tp jika redaksi dpt membantu saya, please saya tunggu jawabnnya di alamat email yg tertera diatas. makasih byk.
mohon jawabannya disertai dgn surat2 atau ayat2 yg mendukung jawaban tsb. sekali lagi terima kasih banyak.
oh ya, ini alamat email saya [email protected]
Dear Erlina… moga Islam yang engkau pilih bukanlah karena seorang A… tapi karena Allah dan engkau telah yakin menemukan pilihan jalan hidup dan tuntunan yang benar dalam Islam…
ceritanya gimana lagi tuh ?
jadi penasaran !
@ Ryan
Lanjutan kisah diatas bisa Anda simak di artikel berikut:
https://muslimah.or.id/kisah/akhirnya-aku-mengerti-hakikat-tauhid-2.html
cerita bagus,,,,,,,,! perlu ada pemahaman lebih dalam,,,,,,biar lebih mantap….!
Subhanallah..