Menjaga kehormatan diri
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi kehormatan umatnya. Bukan hanya wanita muslimah saja yang perlu menjaga diri, namun laki-laki muslim juga perlu menjaga dirinya. Melalui media sosial, begitu mudahnya segala informasi itu bisa sampai kepada kita, baik sengaja maupun tidak sengaja. Jika kita tidak pandai-pandai menjaga dan membatasi diri, iklan yang mungkin hanya lewat itu bisa menyeret kita ke dalam kubangan maksiat.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيْبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكُ ذَلِكَ لاَمَحَااَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِيْنَا هُمَا النَّظَرُ، َاْلأُذُنَانِ زِيْنَا هُمَا الاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِيْنَاهُ الْكَلاَمُ، وَالْيَدُ زِيْنِاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِيْنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوِى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّ بُهُ
“Setiap anak Adam telah mendapatkan bagian zina yang tidak akan bisa dielakkannya. Zina pada mata adalah melihat. Zina pada telinga adalah mendengar. Zina lidah adalah berucap kata. Zina tangan adalah meraba. Zina kaki adalah melangkah. (Dalam hal ini), hati yang mempunyai keinginan angan-angan, dan kemaluanlah yang membuktikan semua itu atau mengurungkannya.”
Ketahuilah saudariku.. siapakah yang paling gigih menarik anak Adam ke dalam perilaku maksiat? Paling gigih berbisik ‘lakukanlah, tidak ada yang melihat’ tatkala bersendirian. Dialah setan, musuh terbesar yang selalu menyeru kepada kemungkaran.
Allah Ta’ala berfirman,
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۚ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur: 21)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا . قِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ. قَالَ : أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا
“Niscaya aku akan melihat beberapa kaum dari umatku datang pada Hari Kiamat dengan kebaikan laksana gunung-gunung Tihamah yang putih, kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menjadikannya debu yang beterbangan.”
Ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah, jelaskanlah sifat mereka kepada kami, agar kami tidak menjadi bagian dari mereka sementara kami tidak tahu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ketahuilah, mereka adalah saudara kalian, satu bangsa, dan bangun malam sebagaimana kalian. Tapi jika mereka menyendiri dengan larangan-larangan Allah, mereka melanggarnya.” (HR. Ibnu Majah dan di-shahih-kan oleh al-Albani)
Maka wahai saudariku, jangan sampai kita merugi dan tertipu dengan diri sendiri. Sehingga menjadi orang yang menyesal di hari perhitungan kelak.
Jangan mencuri waktumu
Ketika kita melakukan pekerjaan yang merupakan kewajiban kita, maka jangan sampai gawai ini mencuri waktu-waktu kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ , شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ , وَصِحَّتِكَ قَبْلَ سَقْمِكَ , وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ , وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ , وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
”Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum lima (keadaan). (Yaitu) Mudamu sebelum pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu.” (HR. Al-Hakim)
Terlebih, bagi seorang pegawai, tentu bermain gawai ketika jam kerja adalah sesuatu yang tidak dibenarkan dan mengganggu kinerja. Atau seorang pelajar, bermain gawai di waktu pembelajaran juga bukan adab yang baik. Bagi seorang ibu yang mengurus rumah dan anak-anak, bermain gawai di sela-sela pekerjaan rumah akan menyebabkan pekerjaan rumah akan terlambat selesai, hidangan terlambat tersajikan sehingga mempengaruhi kelanjutan aktivitas berikutnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَدِّ الْأَمَانَةَ إِلَى مَنْ ائْتَمَنَكَ وَلَا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ
“Tunaikanlah amanah kepada siapa saja yang memberi amanah terhadapmu dan jangan mengkhianati siapa saja yang mengkhianatimu.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)
Baca juga: Menjadi Pribadi Yang Beradab Dalam Berkomentar Di Dunia Maya
Bersyukur atas Nikmat Kemudahan
Tidak bisa dipungkiri meski banyak yang harus kita jaga, namun adanya gawai dengan segala macam teknologinya adalah suatu kemudahan yang diberikan oleh Allah untuk umat manusia. Kita bisa menyimak kajian dari jarak jauh, sehingga dakwah Islam semakin meluas. Bisa berbelanja dan berbagi kepada orang lain dengan mudah sehingga lebih efektif dan efisien. Oleh karenaitu, hendaklah kita bersyukur dengan sebenar-benarnya.
Ibnu Qayyim menyebutkan rukun syukur, yaitu dengan mengakui bahwa nikmat itu berasal dari Allah, kemudian memuji Allah atas nikmat tersebut dan menggunakan nikmat yang telah diberikan tersebut untuk ketaatan kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,
فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS. An-Nahl: 114)
Tips-tips aman menggunakan gawai
Gawai ini sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat modern masa ini. Bahkan, pekerjaan pun bisa jadi terikat dengan gawai. Maka hal yang bisa kita lakukan agar terhindar dari keburukan yang mungkin terlintas adalah memberikan batasan. Di antara batasan-batasan tersebut:
- Hanya menginstal aplikasi yang diperlukan
Ada banyak sekali aplikasi gratis yang tersedia untuk diunduh, namun tentu tidak semua kita perlukan. Maka, sebaiknya kita menginstal aplikasi yang betul-betul kita perlukan yang mendukung aktivitas harian kita.
- Mengikuti akun bermanfaat
Ketika kita menggunakan akun media sosial, seperti facebook, instagram, dan lainnya hendaknya kita mengikuti (mem-follow) akun-akun yang memberikan manfaat untuk akhirat dan dunia kita. Sehingga informasi yang muncul di beranda akun kita adalah sesuatu yang bermanfaat. Misalnya, akun para ustadz, akun nasehat islami, akun tips memasak, akun tentang pendidikan anak, dan lain sebagainya.
- Berteman dengan orang-orang yang baik
Selain mengikuti akun yang bermanfaat untuk lebih menjadikan beranda kita sejuk menyejukkan adalah hanya berteman dengan orang-orang yang kita ketahui bahwa dia adalah orang baik. Sehingga ketika mengunggah suatu informasi, akan mendapatkan respon yang positif. Jikalau unggahan itu sesuatu yang keliru, teman-teman kita akan memberikan nasihat dengan cara yang hikmah.
- Membatasi grup
Setiap komunitas selalu ingin mempunyai forum untuk bisa berinteraksi bersama yang pada akhirnya membentuk grup dalam aplikasi whatsApp. Coba bayangkan jika kita mengikuti atau terikat pada banyak forum, dan semua ada grup masing-masing, berapa grup yang akan ada dalam akun kita. Maka perlu kita pilah, manakah grup yang benar-benar memberikan manfaat dan penting bagi kita.
- Memberikan batasan waktu
Dunia maya itu seakan dunia tanpa batas. Jika kita menuruti keinginan semata, akan berlalu menit demi menit, jam demi jam tanpa kita sadari. Baik itu hanya sekedar berbalas pesan dengan seseorang, membaca berita-berita yang lewat atau bahkan hanya mencari-cari sesuatu resep atau tips memasak. Oleh karena itu, ketika akan memulai, maka sebaiknya kita berikan batasan waktu. Misalnya, saya ingin mencari resep kue brownies selama 10 menit. Maka ketika berlalu sepuluh menit, kita harus mengakhirinya.
Sebuah usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, meski itu adalah sesuatu yang sulit tentu tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Allah Yang Maha Bijaksana. Di tengah hiruk pikuk media sosial dan dunia maya, kita berusaha menjaga diri dari segala fitnah untuk memperoleh manfaat yang banyak melalui gawai dengan menggunakannya dengan bijaksana.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-’Ankabut: 69)
Semoga Allah memberikan kebaikan kita di dunia dan di akhirat dan menjauhkan kita dari api neraka.. Amiin..
Kembali ke bagian 1: Gawai dalam Genggaman, Amal dalam Hitungan, bag. 1
—
Referensi:
- Ad-Da`u wa ad-Dawa’ u (terjemahan); Macam-Macam Penyakit Hati yang Membahayakan dan Resep Pengobatannya, Ibnu Qayyim al-Jauziyyyah, Cetakan ke tiga, Pustaka Imam asy-Syafi’i, Jakarta: 2011
- Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi, al-Imam Muhyiddin Abu Zakariya Yahya Ibnu Syaraf an-Nawawi (Edisi Indonesia), Media Hidayah, Yogyakarta: 2006
- Website almanhaj.or.id
Penulis: Rinautami Ardi Putri
Artikel Muslimah.or.id